Thursday, May 21, 2020

Komik Islami Untuk Anak SD

Komik Islami Untuk Anak SD








Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.


Sungguh beruntung orang yang banyak diam
Ucapannya dihitung sebagai makanan pokok
Tidak semua yang kita ucapkan ada jawabnya
Jawaban yang tidak disukai adalah diam
Sungguh mengherankan orang yang banyak berbuat aniaya
Sementara meyakini bahwa ia akan mati



Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
”Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan.”

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”

Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)

Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”

Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.

Beliau berkata pula di hlm. 47, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”




Beliau menambahkan di hlm. 49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”

Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no.10; dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”

Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Muslim, no. 64, dengan lafal,

إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرً قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’”

Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir, hadits no. 65, dengan lafal seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Umar.

Al-Hafizh (Ibnu Hajar Al-Asqalani) menjelaskan hadis tersebut. Beliau berkata, “Hadits ini bersifat umum bila dinisbatkan kepada lisan. Hal itu karena lisan memungkinkan berbicara tentang sesuatu yang telah berlalu, yang sedang terjadi sekarang, dan juga yang akan terjadi pada masa mendatang. Berbeda dengan tangan; pengaruh tangan tidak seluas pengaruh lisan. Walaupun begitu, tangan bisa juga mempunyai pengaruh yang luas sebagaimana lisan, yaitu melalui tulisan. Dan pengaruh tulisan juga tidak kalah hebatnya dengan pengaruh lisan.”

Oleh karena itu, dalam sebuah syair disebutkan,
“Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya
Tanganku kan lenyap, namun tulisan tanganku kan abadi
Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal
Jika tanganku menulis kejelekan, tinggal menunggu balasan.”




Tentang hadits (yang artinya), “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam,” Imam Ibnu Daqiqil ‘Id rahimahullah mengatakan dalam Syarah Hadits Arbain, “‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir‘, maknanya: siapa saja yang beriman dengan keimanan yang sempurna, yang menyelamatkan dari azab Allah dan mengantarkan kepada keridhaan Allah maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebenarnya, ia takut ancaman-Nya, mengharap pahala-Nya, berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Kemudian memelihara seluruh anggota tubuhnya yang menjadi gembalaannya, dan ia bertangung jawab terhadapnya, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا

‘Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

‘Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)

Yakni selalu mengawasinya dan menyaksikan hal ihwalnya, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ( )كِرَامًا كَاتِبِينَ( )يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

‘Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah), dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (QS. Al-Infithar:10–12)”

Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang menyungkurkan leher manusia di dalam neraka melainkan hasil lisan mereka.” (Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5136)

”Siapa pun yang mengetahui hal itu dan mengimaninya dengan keimanan yang sebenarnya maka ia bertakwa kepada Allah berkenaan dengan lisannya, sehingga ia tidak berbicara kecuali kebaikan atau diam.” (Tafsir As-Sa’di)

Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia.

عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وَصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”

Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”

Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 2581)

Wallahul Musta’an.

Wahai Rabb, ampunilah dosa-dosa hamba, bimbinglah hamba untuk senantiasa taat kepada-Mu dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang Engkau beri Rahmat.





Komik Anak Lainnnya:

Komik Islami Renungan Sedih
Komik Islami Remaja Di Bulan Ramadhan
Komik Islami Untuk Anak SD
Komik Cinta Romantis Islami
Komik Humor Islami Suami Istri
Komik Islami Lucu Hitam Putih Untuk Remaja
Komik Islami Menyegerakan Berbuka
Komik Islami Sholat Berjamaah Dirumah
Komik Pendek Islami Ajakan Tilawah
Komik Islami Menjaga Pandangan
Komik Islami Jangan Pelit Ilmu
Komik Islami Sholat Untuk Mengingat Allah
Komik Islami Manfaat Al-Quran
Komik Islami Lemah Lembut Kepada Anak
Doa Di Waktu Yang Mustajab
Komik Islami Bersyukur Dan Bersabar
Dosa Yang Lalu Akan Diampuni
Komik Islami Bangun Sahur
Komik Nasehat Islami Hitam Putih
Komik Islami Doa Untuk Tenaga Medis
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih
Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia
Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris
Komik Islami Tarawih Surat Pendek
Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an
Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri
Sedekah Tidak Akan Menjadikanmu Miskin
Mengenang Sepenggal Kisah Andalusia
Jika Jodoh Pasti Bertemu
Superhero Mengucapkan Selamat Berpuasa
Bermacam Makna Tahu
Komik Islami Sholat Berjamaah Dirumah
Komik Islami Salaman Dengan Lawan Jenis
Pembuktian Sabar Saat Kesulitan
Kisah Koruptor Dan Maling Ayam
Komik Islami Hidup Bahagia
Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple
Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian
Bersyukur Di Saat Sulit
Coronavirus Segeralah Pergi !!
Ketika Sudah Menikah
Komik Realita Kehidupan Sehari-hari
Komik Islami Jangan Lupa Sahur
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kompilasi Komik Pejuang Islam 2020
Berbuatlah Baiklah
Komik Islami Bahasa Inggris
Komik Islami Khalid bin Walid Battle


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Komik Islam Terbaik

Komik Islam Terbaik








"Wahai Khalid! Beritahu aku dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong. Dan jangan membohongiku, sesungguhnya orang mulia tidak akan berbohong terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Allah.." Jarajah (Georgeus), Panglima Romawi
.
Sepenggal Kisah di Medan Yarmouk.

Kompilasi Komik Pejuang Islam 2020












"Sesungguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan membai'at Nabi kami sementara beliau hidup di tengah-tengah kami. Setiap kali datang kepadanya berita dari langit, beliau langsung memceritakannya kepada kami serta menunjukkan mukjizat-mukjizat. Maka pastilah orang-orang yang melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar, dia akan beriman dan mebenarkan serta membai'at beliau.
Adapun kalian, yang baru masuk Islam hari ini tidak pernah melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar mengenai mukjizat dan perkara lain yang luar biasa. Maka siapapun yang masuk agama kami dengan niat yang benar dan jujur, bisa lebih utama dari kami.." ~Khalid bin Walid.

Sepenggal kisah di Medan Yarmouk - "kisah masuk Islamnya Jarajah atau Georgeous." Selesai.





My version about Mehmet II "Alfatih".
.
Seorang pemuda yang telah disiapkan untuk 'Menaklukkan Konstantinopel' sejak dari buaian. Meski kekuasaannya tidak seluas para pendahulu, umayyah & Abbasiyah, tetapi dialah pemimpin yang berhasil meraih gelar 'pemimpin terbaik atas pasukan terbaik'.




Tahukah kamu kalau kita pernah memiliki seorang ahli memanah yang bidikannya tidak pernah meleset sekalipun dari sasaran?
.
Yap! Ia adalah Sa'ad bin Abi Waqqas, orang pertama yang melesatkan panahnya dalam islam hingga ia mendapat doa Nabi Shalallahu 'alaihu wassalam bahwa bidikannya tidak akan pernah meleset dari sasaran.
.
Mahabesar Allah yang telah memberikan kita uswah hasanah yang mencerahkan langit sejarah.





Banyak orang tahu Hairuddin barbarossa, sang Admiral Islam yg terkenal dengan janggut merah. Atau kehebatan Angkatan laut Islam di laut tengah/ Mediterrania.
.
Tapi tidak semua kenal siapa Admiral Angkatan Laut Islam  pertama pada masa Khulafaur Rasyidin yang melalui tangannya, Islam berhasil menguasai wilayah perairan timur Laut Mediterrania dan mengusir Angkatan Laut Romawi dari perairan Mesir dan Syam.
.
Ia adalah Abdullah bin (Sa'ad bin) Abi Sarrah. Seorang sahabat Nabi yg sempat menjadi salah satu dari orang² yang paling 'dicari' pada peristiwa Fathul Makkah. Namun, kesungguhan pertaubatannya berhasil dia buktikan dengan kemenagan-kemenagan bersejarah di Lautan.
.
Perang Dzatush Shiwari 'tiang kapal' namanya. Sebuah perang antara 150 kapal Islam melawan 500 kapal Romawi di Mediterrania. Kecerdikannya yang terkenal sehingga membuat perang itu begitu terkenal ialah menjadikan 'perang kapal' menjadi 'perang darat' dengan cara mengaitkan antara satu kapal dengan kapal yang lain sehingga membentuk sebuah tempat yang luas untuk melakukan 'hand to hand combat'.
.
Mahabesar Allah yang telah memberikan kita uswah hasanah yang mencerahkan langit sejarah.






20 Agustus - ada sebuah kemenangan epik yang selalu di kenang oleh umat islam hingga saat ini. Apa itu?
Yaitu Kemenangan pasukan Islam di Lembah Yarmouk.
.
Bagaimana tidak? 36.000 Islam berhasil mengalahkan 200.000 lebih pasukan gabungan Romawi!
.
Lalu bagaimana bisa pasukan yang sedikit itu mengalahkan yang banyak? Apa rahasianya? Catatan Ibnu Katsir menjelaskan;
.
'Selang beberapa hari setelah Mata-mata yang diutus pendeta itu dikirim ketengah-tengah pasukan Kaum Muslimin, ia datang kembali membawa berita tentang apa yang dilihatnya, dan dia berkata, "Aku datang kepadamu membawa berita tentang suatu kaum yang lembut. Mereka mengendarai kuda yang telah tua dan lemah. Pada malam hari mereka laksana rahib-rahib (ahli ibadah) dan di siang hari mereka laksana penunggang kuda yang tangguh! Saat mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak, jika kau mengaja teman dudukmu berbicara, niscaya tidak akan memahaminya disebabkan riuhnya suara (suara dzikir dan membaca al quran)."
.
Mendengar laporan tersebut pendeta lalu berkata, "Telah datang kepada kalian suatu kaum yang tidak mungkin dapat kalian kalahkan.."











"Wahai Khalid! Beritahu aku dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong. Dan jangan membohongiku, sesungguhnya orang mulia tidak akan berbohong terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Allah.." Jarajah (Georgeus), Panglima Romawi
.
Sepenggal Kisah di Medan Yarmouk.












"Sesungguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan membai'at Nabi kami sementara beliau hidup di tengah-tengah kami. Setiap kali datang kepadanya berita dari langit, beliau langsung memceritakannya kepada kami serta menunjukkan mukjizat-mukjizat. Maka pastilah orang-orang yang melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar, dia akan beriman dan mebenarkan serta membai'at beliau.
Adapun kalian, yang baru masuk Islam hari ini tidak pernah melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar mengenai mukjizat dan perkara lain yang luar biasa. Maka siapapun yang masuk agama kami dengan niat yang benar dan jujur, bisa lebih utama dari kami.." ~Khalid bin Walid.

Sepenggal kisah di Medan Yarmouk - "kisah masuk Islamnya Jarajah atau Georgeous." Selesai.






. إِذَا خَشَعَ جَبَّارُ الْأَرْضِ رَحِمَ جَبَّارُ السَّمَاءِ
“Jika penguasa bumi khusyu’, penguasa langit merahmati.” ~Hakim Al Mundzir

Lihat kisah ini di: Tarikhul Islam oleh Adz Dzahabi, Al Kamil fit Tarikh oleh Ibnul Atsir, Al Bidayah Wan Nihayah oleh Ibnu Katsir







711M, Kerajaan Visighot terakhir di Spanyol tengah tertatih-tatih mempertahankan kekuasaannya di utara. Rongrongan pemberontak di bawah komando si tuan keturunan Raja lama, bersikukuh ingin merebut kembali tahta yg telah direbut. Hal inilah yg akhirnya memaksa Raja Roderick untuk menghabiskan malamnya di kamp-kamp militer di perbatasan utara wilayahnya.

Ditengah suasana genting itu, tiba-tiba sebuah surat datang dari selatan berisi;
"Wahai Raja! Telah datang kepada kami sebuah pasukan yg entah dari bumi atau langit! kirimkan lah pasukan bantuan dengan segera!"

Kaget bukan main raja dibuat. Wakilnya, Theodore, tak disangka dikalahkan oleh pasukan entah berantah ditempat yg dulu pernah ditaklukkan. Berita ini benar-benar berhasil mengalihkan perhatian Raja. Tak tanggung, dengan cepat ia kumpulkan pasukannya untuk menuju selatan dan hanya menyisakan beberapa pleton untuk memadamkan para pemberontak di utara yg padahal belum selesai ini.

712M, Raja pun bertemu Thariq di Guadalette, sebuah muara sugai dekat kota Sidonia. Sejarah mencatat, sebuah pertempuran besar kemudian terjadi antara Raja Roderick dengan Pasukan Thariq di tempat ini. Raja yg membawa hampir seratus ribu pasukan, berhasil dikalahkan dengan gemilang oleh pasukan Thariq yg jumlahnya kurang dari dua puluh ribu pasukan.

Pertempuran ini benar-benar mengingatkan kembali pada pertempuran Yarmuk dan Qadisiah yg mana keduanya menjadi kunci bagi pintu-pintu penaklukkan disebuah wilayah. Dan benarlah, disebut-sebut pertempuran Guadalette ini menjadi pintu untuk takluknya Andalusia (Spanyol) ketangan Kaum Muslimin. ----------------------------



Demikianlah Kompilasi Komik Pahlawan Islam 2020, Semoga Bermanfaat dan jangan lupa share ke seluruh kerabat dan teman dekat




Komik Islami Lainnnya:

Komik Islami Anak Senyum
Komik Nasehat Islami Adab Menguap
Jangan Marah - Komik Islami Bergambar
Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia

Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an

Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri
Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple

Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian
Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris

Komik Islami Tarawih Surat Pendek
Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

Tuesday, May 5, 2020

Nabi Muhammad Benar-Benar Utusan Allah

Perang Badar dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin. Rasa syukur pun selalu mereka panjatkan ke hadirat Allah SWT. Sebaliknya, kekalahan yang diterima kaum musyrikin Quraisy benar-benar membuat mereka makin geram.



Umair bin Wahab dan Shafwan bin Umayyah mengungkapkan kekesalan mereka atas kemenangan umat Islam. Umair berkata kepada Shafwan, "Ah, seandainya aku tidak sedang dililit utang dan keluargaku bisa kutinggalkan saat kesulitan sekarang, aku akan mencari Muhammad dan membunuhnya!"

Mendengar perkataan Umair tersebut, Shafwan menyambut ide Umair dan berkata, "Baiklah, jika kau berhasil membunuh Muhammad dan menyiksanya dengan keji, aku berjanji akan memberimu 100 ekor unta. Dengannya kamu bisa melunasi semua utang keluargamu, begitu pula keluargamu akan aku jadikan bagian dari keluargaku!"

Tawaran yang menggiurkan. Tanpa pikir panjang, Umair langsung menerima tawaran Shafwan dengan senang hati.

"Tapi ingat! Ini adalah rahasia kita berdua. Jangan sampai kauceritakan kepada yang lain!" pesan Shafwan kepada Umair.

Umair pun segera berangkat ke Medinah untuk melaksanakan rencana kejinya tersebut. Akan tetapi, malang baginya, di tengah perjalanan ia bertemu Umar bin Khaththab, sahabat Rasulullah saw yang sangat ditakuti kaum Quraisy karena keberanian dan pukulannya yang menyakitkan. Rasa takut menyergap Umair, apalagi ketika Umar menggiringnya untuk menghadap Rasulullah saw.

Interogasi terhadap Umair atas maksud kedatangannya ke Medinah dimulai di hadapan Rasulullah saw. Beliau bertanya, "Apa maksud kedatanganmu ke sini?"

Umair tidak mungkin menjawab dengan jujur niatnya untuk membunuh pemimpin umat Islam itu sendiri. Ia berkilah, "Sungguh kedatanganku ke sini untuk menebus putraku yang telah kalian tawan."

Rasulullah saw sebenarnya sudah mengetahui bahwa Umair berbohong. Beliau mendapat petunjuk dari Allah SWT. Berkali-kali beliau bertanya kepada Umair, berkali-kali pula ia terus berbohong.

Akhirnya, Rasulullah saw mengakhiri kebohongan Umair dengan berkata, "Aku tahu engkau telah bersekongkol dengan Shafwan untuk membunuhku. Dengan melakukannya, Shafwan akan memberikanmu 100 ekor unta untuk melunasi seluruh utang keluargamu dan menjadikan keluargamu bagian dari keluarganya!"

Umair tersentak kaget mengetahui Rasulullah saw bisa membongkar niat busuknya. Dia sangat heran, "Benar-benar tidak habis pikir, bagaimana Rasulullah bisa mengetahui rencana busukku, padahal tidak ada orang lain yang mendengarkan, hanya aku dan Shafwan. Lagi pula percakapan itu terjadi di Mekah, jauh dari Medinah tempat Rasulullah saw berada?"

Kebenaran berita yang disampaikan Rasulullah saw membuat Umair yakin bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. Ia pun mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai ketundukannya pada Islam. Rasulullah saw menyambutnya dengan baik.

Tidak ada prasangka atau dendam sama sekali kepada Umair. Bahkan, beliau menyuruh para sahabat untuk mengajari Al-lslam kepada Umair, sampai ia memahaminya dengan baik. Ditambah lagi, semua tawanan yang diminta oleh Umair, beliau bebaskan tanpa keberatan sama sekali.

Waktu pun berlalu. Saat dirasa ilmu yang dimiliki Umair sudah cukup, Rasulullah saw mengizinkannya untuk kembali ke Mekah. Di sana ia menyiarkan Islam dan hasilnya hampir seluruh masyarakat Mekah masuk Islam berkat dakwahnya.

Sahabat Yang Sangat Mirip Dengan Rasulullah

Ada lima orang keturunan Abdi Manaf yang sangat mirip dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang tidak jeli, terkadang susah membedakannya. Di antara kelima orang tersebut ialah Ja’far bin Abi Thalib, saudara kandung Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dialah Sayyidul Asy-Syuhada, pemimpin para mujahidin, Abu Abdillah anak paman Rasulullah bin Abdul Mutthalib bin Hasim bin Abdi Manaf Al-Quraisy.



Dia dikenal sebagai orang yang sangat lemah lembut, penuh kasih sayang, sopan santun, rendah hati dan sangat pemurah. Di samping itu, ia juga dikenal sangat pemberani, tidak mengenal rasa takut. Beliau diberi gelar sebagai orang yang memiliki dua sayap di surga dan bapak bagi si miskin. Masuk Islam berkat ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, tepatnya sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah Al Arqam.

Ketika orang Quraisy mendengar berita tentang masuk Islamnya, mulailah mereka membuat makar dan gangguan-gangguan dalam rangka melemahkan iman kaum muslimin. Mereka tidak ingin melihat kaum muslimin bisa tenang beribadah.

Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin untuk hijrah ke Habasyah, tanpa pikir panjang beliau bersama istrinya ikut serta dalam rombongan tersebut. Sungguh hal ini sangat berat bagi Ja’far, karena harus meninggalkan tempat kelahirannya yang ia cintai. Biar pun demikian, berangkatlah rombongan itu yang terdiri dari 83 laki-laki dan 19 wanita menuju Habasyah.

Penguasa Habasyah adalah Najasyi. Seorang raja yang terkenal adil dan bijaksana, serta suka melindungi orang-orang yang lemah. Sesampainya di Habasyah, mereka mendapatkan perlindungan dari Najasyi, sehingga bisa leluasa dan lebih tenang dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, ketenangan ini terusik. Yaitu tatkala orang-orang Quraisy mengetahui perlindungan keamanan yang kami dapatkan di Habasyah.

Ummu Salamah menceritakan:

Ketika orang-orang Quraisy mengetahui keadaan kami di Habasyah, mereka tidak ridha dan mengirimkan dua utusan untuk menemui Najasyi. Mereka adalah Amru bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah, serta membawah hadiah-hadiah yang mereka berikan kepada para menterinya, dengan maksud agar tujuan serta niat mereka mendapat dukungan.

Ketika telah sampai di Habasyah, mereka segera menemui para menterinya serta menyerahkan hadiah tersebut seraya berkata, “Sungguh telah datang di negerimu orang-orang yang bodoh dari kaum kami yang keluar dari agama nenek moyang,  serta memecah-belah persatuan. Maka, kalau kami berbicara kepada raja, dukunglah kami. Karena tokoh-tokoh kaum mereka lebih tahu akan mereka.”

Maka para menteri itu mengatakan, “Ya, kami akan mendukung kalian berdua.”

Setelah itu, masuklah mereka berdua menemui Najasyi dengan membawa hadiah yang banyak dan berkata, “Wahai Raja, sesungguhnya telah datang di dalam kerajaanmu orang-orang yang rendah dari kaum kami. Mereka datang dengan membawa agama yang tidak pernah kami ketahui atau engkau ketahui. Mereka keluar dari agama kami, tidak pula masuk kepada agamamu. Dan orang-orang yang mulia di antara kami telah mengutus kami, agar engkau mau mengembalikan mereka kepada kami dan mereka lebih mengetahui akan apa yang telah mereka perbuat,” maka Najasyi menoleh kepada para menterinya dan berkatalah mereka, “Benar wahai Raja. Sesungguhnya kaum mereka lebih mengetahui tentang mereka. Maka kembalikanlah orang-orang tiu kepada mereka.”

Mendengar hal itu, Raja Najasyi marah, seraya berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mengembalikan mereka kepada kaumnya sampai aku menemui mereka. Sehingga aku bisa mengetahui, apakah yang telah dikatakan oleh dua orang ini benar? Kalau memang benar, maka akan aku kembalikan, mereka. Akan tetapi, kalau tidak, aku akan melindungi dan berbuat baik kepada mereka.”

Kemudian Raja Najasyi mengutus orang agar memanggil kami. Sebelum berangkat untuk menemuinya, kami berkumpul dan saling mengatakan, “Sesungguhnya Najasyi akan bertanya kepada kalian tentang agama kalian. Maka terangkanlah dengan apa yang telah kalian imani.” Dan kami bersepakat mengangkat Ja’far sebagai juru bicaranya.

Berangkatlah kami untuk menemuinya. Kami mendapatkan Raja Najasyi tengah duduk di antara para menterinya yang memakai pakaian kebesaran mereka. Kami juga mendapatkan Amru bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah telah ada di hadapan mereka. Ketika semuanya telah siap, Najasyi menoleh kepada kami dan berkata, “Apakah agama yang kalian peluk, sehingga kalian meninggalkan agama kaum kalian dan tidak pula kalian masuk ke dalam agamaku atau agama yang lainnya?”

Maka berkatalah Ja’far bin Abi Thalib, “Wahai Raja, kami dahulu adalah orang-orang jahiliyah. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, melaksanakan perbuatan keji, memutus silaturrahim, berbuat jelek kepada tetangga, yang kuat menekan yang lemah dan kami tetap berada dalam keadaan demikian, sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul yang kami mengetahui nasabnya, kejujurannya, keamanahannya dan sangat memelihara diri. Dia mengajak kami agar beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami. Dia juga memerintahkan kepada kami agar jujur dalam berkata, menunaikan amanah, menyambung silaturrahmi, meninggalkan perbuatan keji, memelihara darah, dan melarang kami dari berkata dusta, memakan harta anak yatim, menuduh wanita yang shalihah dengan perbuatan zina serta memerintahkan kami agar mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan. Maka kami membenarkannya, beriman kepadanya, dan mengikuti apa yang dibawanya dari sisi Allah. Kami menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya. Wahai Raja, ketika kaum kami mengetahui tentang apa yang kami lakukan, mereka memusuhi kami, menyiksa kami dengan siksaan yang berat dan berusaha mengembalikan kami kepada agama nenek moyang, dan agar kami kembali menyembah berhala. Maka tatkala mereka terus menekan kami, memaksa kami, akhirnya kami memilih engkau dari yang lainnya dan kami sangat berharap engkau berbuat baik kepada kami dan tidak menzalimi kami.”

Raja Najasyi kembali bertanya kepada Ja’afar, “Apakah engkau memiliki apa yang dibawa oleh Nabimu dari Allah?” Ja’far menjawab, “Ya.” Maka Raja Najasyi memerintahkan, “Bacakanlah untukku!” Ja’far pun membaca surat maryam.

Ketika mendengar ayat tersebut, menangislah Raja Najasyi, sehingga air matanya membasahi jenggotnya. Menangis pula para menterinya, sehingga basah buku-buku mereka. Dan Najasyi berkata, “Sesungguhnya, apa yang dibawa oleh Nabi kalian dan apa yang dibawa oleh Isa bin Maryam merupakan satu sumber.” Najasyi menoleh kepada Amru bin Ash dan berkata, “Pergilah kalian! Demi Allah, mereka tidak akan aku serahkan kepada kalian!”

Ketika kami keluar dari Istana Najasyi, Amru bin Ash mengancam kami dan berkata, “Demi Allah, besok pagi aku akan menemuinya lagi. Akan aku kabarkan dengan satu berita yang bisa membuatnya marah.”

Maka keesokan harinya, mereka kembali menemui Raja Najasyi dan berkata, “Wahai Raja, sesungguhnya orang yang engkau lindungi itu mengatakan tentang Isa, suatu perkataan yang besar!”

Raja Najasyi kembali memanggil kami, hingga kami merasa khawatir dan takut. Sebagian kami bertanya-tanya, “Apa yang akan kita katakan kepadanya tentang Isa bin Maryam?” Akhirnya kami bersepakat untuk mengatakan tentang Isa, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta kembali menunjuk Ja’far sebagai juru bicara. Kemudian kami datang untuk menemui Najasyi. Kami dapatkan Amru bin Ash telah berada di sana bersama temannya.

Bertanyalah Najasyi, “Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam?”

Ja’far menjawab, “Kami mengatakan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nabi kami.”

Najsyi berkata, “Apa yang dia katakan?”

Ja’far menjawab, “Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya Ruh-Nya, kalimat-Nya, yang  Dia berikan kepada Maryam yang suci.”

Mendengar hal tersebut, Najsyi memukul meja sembari berkata, “Demi  Allah, apa yang dikatakannya sesuai dengan keadaan Isa bin Maryam. Pergilah kalian dengan aman. Siapa yang mencela kalian, dia adalah orang yang merugi. Dan siapa yang mengganggu kalian, dia akan disiksa.” Kemudian Najasyi berkata kepada para menterinya, “Kembalikanlah hadiah-hadiah itu kepada dua orang ini, karena aku tidak butuh kepadanya.” Akhirnya keduanya keluar dengan perasaan sedih, karena tidak berhasil melaksanakan apa yang mereka niatkan.

Ja’far bersama istrinya tinggal beberapa saat di Habasyah; bisa merasakan ketenangan serta lindungan dari Najasyi.

Pada tahun ketujuh hijriah, pergilah Ja’far bin Abi Thalib meninggalkan Habasyah untuk menuju ke Yatsrib. Sesampainya di Yatsirb, ia disambut hangat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada waktu itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baru saja kembali dari perang Khaibar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui Ja’far dan bersabda, “Sungguh aku tidak tahu, dengan yang mana aku merasa bahagia. Apakah dengan kemenangan Khaibar ataukah dengan kadatanganmu?!”

Selang beberapa lama, ia tinggal di Madinah. Ketika pada awal-awal tahun ke delapan hijriah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkehendak ingin mengirim pasukan untuk memerangi Romawi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai komandan. Beliau bersabda, “Kalau Zaid terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Ja’far bin Abi Thalib. Jika ia terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Abdullah bin Rawahah. Dan jika Abdullah terbunuh, maka biarlah kaum muslimin memilih bagi mereka sendiri.”

Kemudian beliau memberikan bendera berwarna putih kepada Zaid bin Hartisah.

Berangkatlah pasukan pasukan ini. Ketika telah sampai di daerah Mu’tah, kaum muslimin mendapatkan orang-orang Romawi telah siap dengan jumlah yang sangat banyak. Yaitu dua ratus ribu tentara. Merupakan jumlah yang sangat besar. Jumlah sebegitu besar tidak pernah ditemui oleh kaum muslimin sebelumnya. Sementara jumlah kaum muslimin hanya tiga ribu orang.

Ketika dua pasukan ini telah berhadapan, peperanganpun mulai berkecamuk, hingga Zaid bin Haritsah gugur sebagai sahid. Begitu melihat Zaid jatuh tersungkur, bergegas Ja’far melompat dan mengambil bendera, dan menyusup ke barisan musuh sambil melantunkan syair:

Wahai… alangkah dekatnya surga
Yang sangat lezat dan dingin minumannya
Romawi yang telah dekat kehancurannya
Wajib bagiku menghancurkannya apabila menemuinya.

Mulailah ia berputar-putar memporak-porandakan barisan musuh sehingga terputus tangan kanannya. Segera ia ambil bendera itu dengan tangan kriinya, kemudian terputus pula tangan kirinya sehingga ia gugur sebagai syahid. Setelah itu, bendera diambil oleh Abdullah bin Rawahah dan terus mempertahankannya dan akhirnya gugur juga sebagai sahid.

Ketika sampai kabar kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentang kematian tiga pahlawannya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sedih. Diriwayatkan bahwa pada tubuh Ja’far terdapat sembilan puluh sekian luka yang semuanya terdapat di bagian depan tubuhnya.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi menuju rumah Ja’far bin Abi Thalib. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan Asma sudah membuat roti dan memandikan anaknya untuk menyambut kepulangan sang ayah.

Asma menuturkan:

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, aku mendapatkan wajah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sedih. Maka timbullah perasaan takut pada diriku, akan tetapi aku tidak berani untuk menanyakannya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Suruhlah anak-anak Ja’far kemari. Aku akan mendoakannya,” maka bergegaslah mereka mendekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bercengkerama dengan beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merangkul mereka, mencium, serta berlinang air matanya. Maka aku berkata, “Wahai Rasulullah , apa yang menjadikan engkau menangis? Apakah ada sesuatu yang menimpa Ja’far?”

Beliau menjawab, “Ya, dia telah gugur sebagai syahid pada hari ini.” Sesaat hilanglah keceriaan yang terdapat pada wajah-wajah mereka, tatkala mendengar tangisan ibunya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku melihat Ja’far sebagai Malaikat di surga dan bahunya bercucuran darah dan ia terbang di surga.”

Inilah perjuangan Ja’far bin Abi Thalib. Dia memberikan semua yang dimilikinya untuk Allah dan Rasul-Nya. Semoga Allah meridhai Ja’far bin Abi Thalib dan menjadikan surga sebagai tempat kembali baginya.

Mengenang Kejayaan Islam Abbasiyah Oleh Khalifah Harun ar Rasyid




Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti kedua daam sejarah pemerintahan umat islam. Bani Abbasiyah merasa lebih berhak dari pada bani Umayyah atas kekhalifahan Islam disebabkan beberapa faktor:

Pendiri daulah Abbasiyah, Abdullah As-Saffah memiliki nasab lebih dekat dengan Nabi SAW
Bani Umayyah yang memaksakan diri untuk menguasai kekhalifahan melalui tragedi perang siffin



Pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, umat Islam mengukir prestasi yang gemilang terutama dalam bidang intelektual serta arsitekturnya. Hal ini merupakan buah hasil dari perjuangan para Khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Daulah yang berdiri setelah keruntuhan daulah Umayyah ini, mencapai popularitasnya pada zaman khalifah Harun ar Rasyid serta putranya Al Ma'mun.




Awal kekhalifahan Abbasiyah menggunakan Kuffah sebagai pusat pemerintahan, kemudian pada masa Khalifah Abu Ja'far Al Mansur pusat pemerintahan dipindahkan ke Baghdad. Daulah Abbasiyah mengalami pergeseran dalam berbagai bidang terutama pemerintahan, sehingga masa pemerintahan yang berlangsung dapat dikelompokkan menjadi 5 periode. Sedangkan dilihat dari sejarah, Daulah yang sangat populer dengan kejayaan intelektualnya menguasai kekhalifahan selama 508 tahun dan mengalami tiga kali pergantian penguasa, Bani Abbas, Bani Buwaihi dan Bani Saljuk.

Menurut Marshal G. S Hodgson karakter pemerintahan Daulah Abbasiyah yakni absolutisme, pemerintahan yang mutlak di tangan khalifah dan bersifat tidak terbatas. Simbol dari absolutisme adalah adanya pengeksekusian untuk menghukum mati orang-orang ang menolak pemerintah serta kemauan khalifah yang berkuasa. Politik ini telah dijalankan oleh Dinasti Umayyah dan sistem pemerintahannya pada Dinasti Abbasiyah. Ada beberapa sistem politik yang dijalankan daulah Abbasiyah:

 Para khalifah dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat pemerintahan diambil dari kaum mawalli

Kota Baghdad sebgai ibukota serta pusat pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya
Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang mulia dan harus dikembangkan
Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia
Masa Daulah Abbasiyah pada era Khalifah Harun Ar Rasyid memegang teguh dengan karakter absolutisme yang menghasilkan kekokohan dalam kekuasaannya. Sehingga tidak ada lagi bahaya serta ancaman dari berbagai kelompok serta tidak terjadi lagi pertentangan antara bangsa Arab dan Bangsa Persia.

Monday, May 4, 2020

Benarkah Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad 7

Islam sendiri diketahui masuk pertama kali ke Indonesia sekitar abad ke-7 Masehi. Sebelum Islam, beberapa agama lain seperti Hindu dan Budha sudah terlebih dulu masuk dan menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia.



Banyaknya kerajaan Islam yang ada  juga diketahui turut memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Dengan runtuhnya kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak dari masyarakat jajahan kerajaan tersebut masuk islam dan turut menyebarkan agama ini ke seluruh negeri.


Sejarah masuknya Islam di Indonesia hingga saat ini masih diperdebatkan. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pertama kali dibawa oleh para pedagang Arab. Akan tetapi, ada juga yang mengatakan  bahwa Islam dibawa pertama kali oleh 9 wali atau yang dikenal dengan Wali Songo.



Teori Masuknya Islam di Indonesia

Jika dilihat dari proses berkembangnya, ada 3 teori yang melandaskan penyebaran Islam di Indonesia. Beberapa teori itu antara lain adalah:

Teori Gujarat

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh  J. Pijnapel seorang para cendikiawan Belanda yang berasal dari Universitas Leiden pada abad ke-19. Teori ini mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat, daerah yang berada di India bagian barat. Menurut Pijnapel, Islam turut disebarkan pertama kali oleh pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke bagian timur yang salah satunya adalah Indonesia.


Teori Gujarat kemudian dikembangkan oleh J.P Moquetta pada tahun 1912. Moquetta memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 Masehi di Aceh. Menurutnya bentuk dan gaya batu nisan tersebut sama dengan bentuk nisan yang ada di Kambay, Gujarat. Selain itu alasan lainnya adalah adanya kesamaan mahzah Syafei pada masyarakat muslim di Gujarat dengan di Indonesia.

Teori Makkah

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang ulama dan sastrawan Indonesia yaitu Profesor Buya Hamka. Beliau mengatakan bahwa masuknya Islam di Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Arab sekitar abad ke-7 Masehi.
Menurut Hamka, kedatangan awal bangsa Arab tersebut tidaklah dipengaruhi oleh aktor ekonomi, tetapi lebih kepada motivasi dan dorongan untuk menyebarkan agama Islam. Teori Makkah ini juga disampaikan oleh Hamka untuk menyangkal teori Gujarat tentang masuknya Islam di Indonesia.

Teori Persia

Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten adalah orang yang pertama kali mengenalkan teori  Persia. Menurut teori Persia kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi, yang kini dikenal dengan Negara Iran.
Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein memfokuskan pada persamaan budaya dan tradisi yang berkembang di antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain seperti merayakan 10 Muharram atau 1 Suro. Budaya lain yang dianggap sama adalah ukiran kaligrafi pada batu nisan yang dipakai dibanyak pemakaman Islam.

Metode Penyebaran Islam

Selain karena semakin banyaknya Kerajaan Islam di Indonesia dan jalur perdagangan yang dibawa oleh bangsa Arab dan Persia, nyata nya Islam juga berkembang dengan beberapa pendekatan lain.
Adapun beberapa pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:


Pendekatan Perdagangan, yang banyak dibawa oleh bangsa Arab dan Persia
Pendekatan Politik, yang disebarkan melalui raja-raja Kerajaan Islam
Pendekatan Perkawinan, yang banyak dilakukan baik oleh pedagang ataupun petinggi kerajaan Islam
Pendekatan Pendidikan, yang dilakukan oleh para Wali, Kiai, atau Guru Agama
Pendekatan Kesenian, seperti melalui kesenian wayang dan cerita-cerita rakyat Islam
Pendekatan Tasawuf

Kumpulan Motivasi Utsman bin Affan Yang Bijaksana


Three worldly things have been made dear to me: feeding the hungry, clothing the naked and reading the Qur’an. – Utsman bin Affan

Tiga hal yang aku sukai di dunia ini, yaitu; memberi makan kepada orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang bertelanjang, dan membaca Al-Qur’an. – Utsman bin Affan



Berikut Nasihat Indah Utsman bin Affan

Nasihat indah penuh hikmah dari Sayyidina Utsman bin Affan patut kita teladani. Berikut nasihatnya:

1. Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb-nya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, bab al-Adab wa at-Tasawwuf).

2. Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca) Alquran. (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir, 10: 388).

3. Bagian dunia yang kucintai ada tiga: (1) mengenyangkan orang yang lapar, (2) memberi pakaian mereka yang tak punya, dan (3) membaca Alquran. (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 88).

4. Ada empat hal ketika nampak merupakan keutamaan. Jika tersembunyi menjadi kewajiban. (1) Berkumpul bersama orang-orang saleh adalah keutamaan dan mencontoh mereka adalah kewajiban. (2) Membaca Alquran adalah keutamaan dan mengamalkannya adalah kewajiban. (3) Menziarahi kubur adalah keutamaan dan beramal sebagai persiapan untuk mati adalah kewajiban. (4) Dan membesuk orang yang sakit adalah keutamaan dan mengambil wasiat darinya adalah kewajiban. (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 90).

5. Ada 10 hal yang disia-siakan: Orang yang berilmu tapi tidak ditanyai. Ilmu yang tidak diamalkan. Pendapat yang benar namun tidak diterima. Senjata yang tidak digunakan. Masjid yang tidak ditegakkan salat di dalamnya. Mush-haf Alquran yang tidak dibaca. Harta yang tidak diinfakkan. Kendaraan yang tidak dipakai. Ilmu tentang kezuhudan bagi pencinta dunia. Dan usia panjang yang tidak menambah bekal untuk safarnya (ke akhirat).” (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 91).


Ada beberapa nasehat bijak yang pernah disampaikan oleh sahabat Utsman bin Affan. Pribadinya yang luhur tercermin dalam perkataan-perkataannya yang banyak memuat hikmah dan nasehat. Berikut ini beberapa kata mutiara islam Utsman Bin Affan yang banyak menyimpan pesan-pesan nasehat dan motivasi.

Dunia atau akhirat?

Worrying about the dunya is a darkness in the heart, while worrying about the akhirah is a light in the heart. – Utsman bin Affan

Risau terhadap dunia adalah kegelapan bagi hati, sedangkan risau terhadap akhirat adalah cahaya bagi hati. – Utsman bin Affan

Pendosa paling buruk

Amongst the sinners, the gravest is he who finds time to discuss the faults of others. – Utsman bin Affan

Di antara para pendosa, yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain. – Utsman bin Affan

Keimanan tertinggi

The highest degree in Iman is that you always regard yourself in the presence of Allah. – Utsman bin Affan

Derajat keimanan yang paling tinggi adalah bahwa kamu selalu merasa berada di hadapan Allah. – Utsman bin Affan

Orang yang mengenal Allah

The signs of a person who really knows Allah are eight: his heart is in a state of fear and hope, his tongue is in a state of praise and gratitude, his eyes are in a state of shame and tears, and his will is in leaving the dunya and seeking the pleasure of his Lord. – Utsman bin Affan

Di antara tanda-tanda orang yang bijaksana ialah: hatinya selalu berniat suci, lidahnya selalu basah dengan dzikrullah, kedua matanya menangis karena penyesalan (terhadap dosa), segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah, mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. – Utsman bin Affan

Empat hal yang sia-sia

Four things are useless, and they are: 1) Knowledge without practice, 2) Wealth without expenditure in the way of Allah, 3) Piety for the sake of show, prompted by worldliness, 4) and a long life with no stock of good deeds. – Utsman bin Affan

Ada empat hal yang tidak berguna, yaitu: 1) Ilmu tanpa amal, 2) Kekayaan tanpa diiringi dengan berinfak di jalan Allah, 3) Kesalehan hanya untuk dipamerkan, yaitu didorong oleh motivasi duniawi, 4) dan umur panjang yang dihabiskan tanpa berbuat amal kebajikan. – Utsman bin Affan

Tak pernah bosan

If our hearts were pure, they will never have enough from reciting Allah’s Speech (the Quran). – Utsman bin Affan

Andai hati kalian bersih, maka kalian tidak akan pernah merasa kenyang (bosan) dari membaca al-Qur’an. – Utsman bin Affan

Akibat perpecahan

When the Muslims are disunited, they would falter in their iman, and would be bereft of their inherent strength. – Utsman bin Affan

Ketika kaum Muslimin terpecah belah, keimanan mereka akan goyah dan akan kehilangan kekuatan persatuan di antara mereka. – Utsman bin Affan

Mengambil pelajaran

Acquire wisdom from the story of those who have already passed. – Utsman bin Affan

Ambillah hikmah dan pelajaran dari kisah orang-orang terdahulu. – Utsman bin Affan

Allah akan tampakkan

No one conceals something in his heart, but Allah causes it to be seen on his face or in a slip of the tongue. – Utsman bin Affan

Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia di dalam hatinya kecuali Allah akan menampakkan pada raut wajahnya atau melalui perkataan yang terlontar dari lidahnya. – Utsman bin Affan

Tiga hal

Three worldly things have been made dear to me: feeding the hungry, clothing the naked and reading the Qur’an. – Utsman bin Affan

Tiga hal yang aku sukai di dunia ini, yaitu; memberi makan kepada orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang bertelanjang, dan membaca Al-Qur’an. – Utsman bin Affan

Iri hati

It is sufficient for you that the one who envies you is distressed at the time of your joy. – Utsman bin Affan

Cukuplah bagimu bahwa orang yang iri terhadapmu merasa tertekan pada saat senangmu. – Utsman bin Affan

Dicintai Allah dan malaikat

Allah the Exalted loves him who forgoes worldly life, the Angels love him who rejects the vices, and the Muslims love him who gives up greediness in respect of the Muslims. – Utsman bin Affan

Allah mencintai orang yang mau meninggalkan dunia, Malaikat mencintai orang yang mau meninggalkan dosanya, dan umat islam mencintai orang yang tidak tamak. – Utsman bin Affan

Bahayanya lidah

The slip of the tongue is more dangerous than the slip of the feet. – Utsman bin Affan

Tergelincirnya lidah itu lebih berhaya daripada tergelincirnya kaki. – Utsman bin Affan

Alam kubur

Alam kubur merupakan pintu masuk akhirat sekaligus pintu keluar dunia. Nikmat dan siksa di sana tidak lebih dahsyat dibanding di akhirat. – Utsman bin Affan

Keutamaan ilmu

Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan. Pengetahuan akan melindungimu, sedangkan kekayaan harus kamu lindungi. – Utsman bin Affan

Binasanya ilmu

Segala sesuatu itu akan binasa. Dan binasanya ilmu adalah lupa pada ilmu itu. – Utsman bin Affan

Lidah

Ketika lidah seseorang menjadi tenang dan ramah, maka hatinya menjadi saleh dan bersih. – Utsman bin Affan

Pemimpin yang aktif

Kalian lebih butuh pada pemimpin yang aktif ketimbang pemimpin yang sering mengumbar kata-kata. – Utsman bin Affan

Menemukan kenikmatan

Aku menemukan kenikmatan beribadah dalam empat hal: 1) ketika mampu menunaikan kewajiban-kewajiban dari Allah; 2) ketika mampu menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah; 3) ketika mampu melakukan amar ma’ruf dan mencari pahala dari Allah; 4) ketika mampu melakukan nahi munkar dan menjaga diri dari murka Allah. – Utsman bin Affan

Keberhasilan

Aku tidak menganggapmu berhasil dalam suatu pencapaian sampai Alllah mengujimu dengan cobaan terakhirnya. – Utsman bin Affan

Allah tampakkan

Tidaklah seseorang menyembunyikan sesuatu melainkan Allah akan menampakkannya melalui raut mukanya dan ketergelinciran mulutnya. – Utsman bin Affan

Yang mampu

Tidak ada yang mampu mengurusi permasalahan umat islam kecuali orang yang memiliki integritas hikmah, matang, dan berpengalaman. – Utsman bin Affan


Rasulullah pernah berkata, "Orang yang paling penuh kasih sayang dari umatku adalah Abu Bakar, orang yang paling gagah berani membela agama Allah adalah Umar, dan orang yang paling jujur kerendah-hatiannya adalah Utsman."

Kepribadian baik itu bahkan telah dimiliki Utsman Bin Affan sejak saat beliau belum memeluk agama Islam. Oleh sebab itulah Nabi saw di kemudian hari merestui kedua putrinya yakni Ummu Kultsum dan Ruqayyah untuk menjadi pendamping hidup Utsman Bin Affan.

Sebagai seorang khalifah dengan segudang prestasi, tentu kita sebagai umat muslim harus memuliakannya dan banyak belajar dari Utsman Bin Affan.

Berikut ini adalah beberapa Petuah dari Utsman Bin Affan untuk memperkuat diri kita.

1. Andai hati kalian bersih, maka kalian tidak akan pernah merasa kenyang (bosan) dari membaca Al-Qur’an

2. Ketika kaum Muslimin terpecah belah, keimanan mereka akan goyah dan akan kehilangan kekuatan persatuan di antara mereka

3. Ambillah hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah orang terdahulu

4. Cukuplah bagimu bahwa orang yang iri terhadapmu merasa tertekan pada saat senangmu

5. Tergelincirnya lidah lebih berbahaya daripada tergelincirnya kaki

6. Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan, pengetahuan akan melindungimu, sedangkan kekayaan harus kamu lindungi

7. Segala sesuatu itu akan binasa, dan binasanya ilmu adalah lupa pada ilmu itu sendiri

8. Aku menemukan kenikmatan beribadah dalam empat hal

(1) Ketika mampu menunaikan kewajiban-kewajiban dari Allah
(2) Ketika mampu menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah
(3) Ketika mampu melakukan amar ma’ruf dan mencari pahala dari Allah
(4) ketika mampu melakukan nahi munkar dan menjaga diri dari murkanya Allah

9. Aku tidak menganggapmu berhasil dalam suatu pencapaian tertentu hingga Alllah mengujimu dengan cobaan terakhirnya

10. Tidak ada yang mampu mengurusi persoalan umat Islam kecuali orang yang memiliki integritas hikmah, matang, dan berpengalaman

Seiring berjalannya kehidupan, kamu bisa mengambil banyak belajar dari perjalanan hidup tokoh terdahulu.

1. "Risau terhadap dunia adalah kegelapan bagi hati, sedangkan risau terhadap akhirat adalah cahaya bagi hati."

2. "Derajat keimanan yang paling tinggi adalah bahwa kamu selalu merasa berada di hadapan Allah."

3. "Ambillah hikmah dan pelajaran dari kisah orang-orang terdahulu."

4. "Ketika kaum Muslimin tercerai-berai, keimanan mereka akan terkoyakkan dan akan kehilangan kekuatan persatuan dan kesatuan di antara mereka."

5. "Tergelincirnya lidah itu lebih berbahaya daripada tergelincirnya kaki."

6. "Alam kubur merupakan pintu masuk akhirat sekaligus pintu keluar dunia. Nikmat dan siksa di sana tidak lebih dahsyat dibanding di akhirat."

7. "Kalian lebih butuh pada pemimpin yang aktif ketimbang pemimpin yang sering mengumbar kata-kata."

8. "Tidak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia di dalam hatinya, kecuali Allah akan menampakkan pada raut wajahnya atau melalui perkataan yang terlontar dari lidahnya."

9. "Segala sesuatu itu akan binasa, dan binasanya ilmu adalah lupa pada ilmu itu sendiri."

10. "Aku tidak menganggapmu berhasil dalam suatu pencapaian tertentu hingga Allah mengujimu dengan cobaan terakhirnya."

11. "Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan, pengetahuan akan melindungimu, sedangkan kekayaan harus kamu lindungi."

12. "Allah mencintai orang yang mau meninggalkan dunia, Malaikat mencintai orang yang mau meninggalkan dosanya, dan umat Islam mencintai orang yang tidak tamak."

13. "Tiga hal yang aku sukai di dunia ini, yaitu; memberi makan kepada orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang bertelanjang, dan membaca Alquran."

14. "Ketika lidah seseorang menjadi tenang dan ramah, maka hatinya menjadi saleh dan bersih."

15. "Salat itu amal terbaik bagi manusia. Jika ia melaksanakannya dengan baik maka ikutilah mereka. Andaikata ia melaksanakannya dengan buruk maka jauhilah keburukan itu."

16. "Wahai hamba-hamba Allah, berhati-hatilah kalian. Bantulah pemimpin kalian, nasehatilah mereka dan janganlah kalian menganiaya mereka."

17. "Buatlah tujuan untuk hidup, kemudian gunakan segenap kekuatan untuk mencapainya, kamu pasti berhasil."

18. "Berbisnislah (berniagalah) dengan Allah SWT niscaya kalian akan mendapatkan untung."

19. "Diamnya orang yang diam lebih bahaya dari perlakuan serangan orang lain."

20. "Hindarilah minuman keras, karena itu kunci dari kejahatan."


Kepribadian Utsman bin Affan dikenal sebagai sosok yang luhur dan berbudi pekerti baik. Segala perkataan memuat hikmah dan nasehat yang baik.

21. "Di antara pendosa, yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain."

22. "Andai hati kalian bersih, maka kalian tidak akan pernah merasa kenyang (bosan) dari membaca Alquran."

23. "Cukuplah bagimu bahwa orang yang iri terhadapmu merasa tertekan ada saat senangmu."

24. "(Hendaknya kita) menjaga batasan-batasan, menepati janji, rela dengan yang ada, dan bersabar atas yang hilang dari kita.”

25. "Tidak ada yang mampu mengurusi persoalan umat Islam, kecuali orang yang memiliki integritas hikmah, matang, dan berpengalaman."

26. "Aku menemukan kenikmatan beribadah dalam empat hal: ketika mampu menunaikan kewajiban-kewajiban dari Allah, ketika mampu menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah, ketika mampu melakukan amar ma’ruf dan mencari pahala dari Allah, ketika mampu melakukan nahi munkar dan menjaga diri dari murkanya Allah."

27. "Di antara tanda-tanda orang yang bijaksana ialah: hatinya selalu berniat suci, lidahnya selalu basah dengan dzikrullah, kedua matanya menangis karena penyesalan (terhadap dosa), segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah, mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia."

28. "Ketahuilah dunia itu dilipat di atas tipuan. Jangan sampai kamu tertipu oleh dunia dan jangan sampai kamu tertipu oleh setan dalam keta'atan kepada Allah."

29. "Janganlah kalian lalai terhadap Allah karena Allah tidak pernah lalai terhadap kalian."
30. "Pekerja keras memberiku bukti (bukan sekadar janji)."

31. "Aku merasa cukup dengan pandanganku sebagaimana aku merasa cukup dengan ingatanku."

32. "Sambutlah ajal kalian dengan amal baik yang kalian mampu."

33. "Tarikan pelajaran dari apa yang telah lewat serta bersungguh-sungguh."

34. "Aku lebih senang di pandang Allah SWT sebagai hamba yang berbuat baik dari pada sebagai orang yang berbuat kerusakan."

35. "Cinta dunia mengelapkan hati dan cinta akhirat menerangi hati."

36. "Sesungguhnya ALLAH SWT menciptakan makhluk dengan hak (benar), maka janganlah berbicara kecuali atas kebenaran."

37. "Setiap orang diberi masalah sesuai dengan kemampuannya."

38. "Orang yang terbaik mau menjaga dan berpegang teguh dengan kitab Allah SWT."

39. "Musyawarah dahulu sebelum berpendapat."

40. "Tamak penyakit bagi orang yang tidak mampu kendalikan dirinya."



"Ilmu pengetahuan adalah kehidupan pikiran."
"Jika kamu mengharapkan berkah dari Allah, maka bersikap baiklah kepada hamba-Nya."
"Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk."
"Kita menemukan kedermawanan dalam takwa (kesadaran akan Allah), kekayaan dalam yakin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati."
"Tanpa tindakan, pengetahuan tidak ada gunanya dan pengetahuan tanpa tindakan itu sia-sia."
"Hidup akan berlaku, namun kematian sangatlah dekat."
"Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah."
"Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan."
"Salah satu dosa terburuk adalah seseorang yang menganggap remeh dosanya."
"Mau bersusah payah untuk menghilangkan penderitaan orang lain adalah esensi sejati dari kemurahan hati."
"Ada kebesaran dalam rasa takut akan Allah, kepuasan dalam beriman kepada Allah, dan kehormatan dalam kerendahan hati."
"Adalah hal yang memalukan bahwa seekor burung bangun lebih pagi daripada kamu di pagi hari."
"Tanpa ilmu, amal tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang sia-sia."