Saturday, May 2, 2020

Cemburu Dalam Islam

Cemburu seringkali menghiasi panggung pernikahan. Perasaan ini terkadang membuat kehidupan rumah tangga lebih mempesona ketika dimaknai sebagai perasaan cinta kepada pasangan bukan sekedar cemburu buta yang lebih didominasi nafsu dan bisikan setan, namun cemburu romantis yang mampu mempererat benang-benang asmara agar lebih beraroma sayang. Menguatkan kembali jalinan kasih mesra yang seolah pudar dengan berbagai kesibukan psikis dan fisik yang mulai mengendorkan ikatan cinta diantara pasutri. Cemburu yang berakhir indah ketika pasutri mampu mengelolanya dengan bijak, bukan api cemburu yang berakhir tragis dengan perceraian.




Seorang penyair berkata :

Alangkah indahnya cemburu yang terjadi hanya sekali saja

Dan alangkah buruk cemburu yang terjadi setiap waktu

Barangsiapa yang senantiasa menuduh pasangannya

Dan senantiasa mencurigainya berdasarkan dugaan semata

Maka ia rentan menggiring pasangannya untuk melakukan apa yang dituduhkan kepada dirinya secara terang-terangan. (Al-Kharimi)

Cemburu dalam batas yang normal adalah perkara yang wajar. Bahkan cemburu itu perkata yang disyariatkan, bahkan lelaki yang tidak cemburu terhadap istrinya diancam dengan ancaman yang keras. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ أَبَدًا : الدَّيُّوثُ وَالرَّجُلَةُ مِنَ النِّسَاءِ ، وَمُدْمِنُ الْخَمْرِ ) ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَّا مُدْمِنُ الْخَمْرِ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ ، فَمَا الدَّيُّوثُ ؟ ، قَالَ : ( الَّذِي لَا يُبَالِي مَنْ دَخُلُ عَلَى أَهْلِهِ ) ، قُلْنَا : فَمَا الرَّجُلَةُ مِنْ النِّسَاءِ ؟ قَالَ : ( الَّتِي تَشَبَّهُ بِالرِّجَالِ) .

“Ada tiga orang yang tidak masuk surga: ad dayyuts, wanita yang ar rajulah dan pecandu khamr”. Para sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, adapun pecandu khamr kami sudah paham maksudnya, lalu apa makna ad dayyuts?”. Nabi bersabda: “yaitu orang yang tidak peduli siapa yang mendatangi anak-istrinya”. Para sahabat bertanya lagi: “Lalu apa wanita yang ar rajulah itu?”. Nabi menjawab: “Wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.10800, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 2367).

Al Munawi mengatakan:

أن الديوث ذلل حتى رأى المنكر بأهله فلا يغيره

“Ad dayyuts adalah sebuah kerendahan, sehingga ketika ia melihat anak-istrinya melakukan kemungkaran ia tidak cemburu” (Faidhul Qadir, 3/327).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:

والديوث: الذي لا غيرة له

“Ad Dayyuts adalah lelaki yang tidak punya rasa cemburu” (Majmu’ Al Fatawa, 32/141).

Jangan Cemburu Melebihi Batas

Namun cemburu itu merupakan bumbu pernikahan bukan pemantik perseteruan diantara pasutri. Ibnul Qayyim mengatakan, “Cemburu mempunyai batasan, jika batasan ini dilanggar maka ia akan berubah menjadi tuduhan dan persangkaan yang buruk terhadap orang yang baik, dan jika kurang dari batasan ini, maka ia akan berubah menjadi kelalaian dan kesembronoan”. (Dikutip dari Mendulang Faidah Dari Lautan Ilmu, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah hal. 164)

Sebagaimana gambaran konkret seorang suami yang bertaqwa hendaklah cemburu pada istrinya ketika ia melanggar perintah Allah Ta`ala, seperti bergaul dengan lawan jenis tanpa ada kebutuhan mendesak, atau berdandan dengan memamerkan auratnya kepada lelaki asing, bertelepon ria atau sibuk di dunia maya tanpa keperluan penting dan berbagai ungkapan dan prilaku negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Demikian pula para istri shalihah hendaklah ia bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi tanpa bukti nyata ketika mendengar berita miring tentang pasangannya. Crosscek dan kedepankan perasaan positif dan selesaikan dengan kepala dingin dan baik-baik ketika ada indikasi ketidaksetiaan pasangan. Barometer utamanya adalah landasan syariah.

Dan kehidupan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun tak terlepas dari cemburu, justru dengan cemburu nuansa pernikahan lebih menggigit, masing-masing istri saling berlomba-lomba memikat suami dengan berbagai kiat. Inilah potret cemburu romantis sepanjang masa yang hendaklah dijadikan sandaran kemesraan pasutri dalam meniti bahtera pernikahan.

Tips Mengatasi Cemburu

Yakinlah pada diri sendiri bahwa pasangan hidup Anda adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri. Dialah jodoh Anda dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan perlu disadari bahwa setiap rumah tangga pasti ada saja permasalahan yang semua ini perlu dicari solusinya. Bukan membiarkan persoalan domestik rumah tangga. Inilah setidaknya warning atau peringatan agar masing-masing pasutri menyadari bahwa hidup berumah tangga merupakan medan perjuangan bukan sekedar arena bersenang-senang. Semua ada konsekuensinya.

Ada kiat-kiat taktis dalam mengontrol cemburu agar tetap dalam koridor syariat :

1. Ridha dengan takdir Allah Ta`ala

2. Tidak membiarkan rasa gelisah pada diri kita supaya sikap kepada pasangan tidak berubah.

2. Berlindung kepada Allah dari gangguan setan, tidak terpengaruh dengan mimpi-mimpi yang buruk.

3. Berpikiran jernih / tidak menurutkan perasaan.

4. Bersungguh-sungguh menjaga diri.

5. Berdoa kepada Allah

6. Melihat akibat buruk, menghindari resiko tindakan buruk sangka pada pasangan.

7. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat.

8. Berdzikir, membaca Al-Qur`an, shalat dan belajar ilmu agama.

9. Bersikap optimis.

10. Berangan-angan yang baik

(dikutip dari Bekal Berharga Menjadi Ibu Serba Bisa, Sekolah Ibu, hal. 44-45).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya kecemburuan itu ada yang disukai Allah dan ada yang dibenci oleh-Nya. Adapun kecemburuan yang disukai adalah kecemburuan pada hal-hal yang pasti, sedangkan yang dibenci oleh-Nya adalah kecemburuan pada hal-hal yang tidak pasti” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, An-Nasa`i dan Ibnu Hibban dengan status hasan).

Wallahu a’lam.


No comments:

Post a Comment